Teks: Nanoq da Kansas, Foto: De'a Yogantara
Dia percaya bahwa berolah raga adalah jalan keluar paling mudah untuk menjaga kebugaran. Juga untuk menghilangkan ganjalan di hati. Dia berani bilang, bahwa kalau sedang patah hati, kalau sedang disakiti oleh orang yang dicintai, ya segeralah berolah raga. Entah jogging, atau sekedar jalan santai, niscaya beban di hati akan berangsur-angsur hilang. Perasaan pun jadi ringan, dan dunia kembali akan terasa indah.
Tetapi Putri, demikian dia dipanggil, toh tidak bisa menyembuhkan luka hati begitu saja. Dia mengaku setidaknya perlu waktu sebulan. “Ya, saya pernah disakiti. Dan itu membutuhkan waktu sebulanan untuk menetralisirnya,” ceritanya di sore bermendung itu. Dan therapi yang dia lakukan pun justru bukan dengan berolah raga, tetapi lebih banyak berkumpul dengan keluarga. Saat patah hati saya merasa lebih aman bersama keluarga saja, jelasnya seraya tertawa kecil.
Sore itu, Putri terkaget-kaget beberapa kali gara-gara kucing kesayangan di kantor Ge-M Magazine. Seolah tahu kalau Putri paling takut sama kucing, si mahluk berbulu lembut itu malah sengaja hilir-mudik dan melompat-lompat di dekatnya. “Beri saya hewan apa saja, saya tak takut. Tapi kucing, jangan!” seru mantan pelaku modeling ini serius.
Istirahat dari kegiatan modeling, mahasiswi semester IV Fakultas Ekonomi bernama lengkap Ni Made Putri Widarni ini memutuskan untuk mulai meniti karir. Sudah dua tahun ini dia bekerja di sebuah perusahaan suasta yang bergerak di bidang pembiayaan. “Perempuan juga harus punya karir. Bukan semata-mata ini berkaitan dengan kesetaraan jender, tetapi setidaknya perempuan juga harus bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa terus-terusan meminta pada orang tua atau suami,” demikian alumni Diploma I Sekretaris Hubungan Masyarakat (PR) ini.
Ada yang unik pada Putri saat ini. Keluar dari dunia fesien, bahkan dia selalu lupa menyimpan sekedar bedak, atau lipstick, atau sepotong sisir di tasnya. Padahal umumnya, cewek remaja, atau gadis sedewasa Putri akan selalu menyimpan benda-benda itu dalam tas yang dibawanya. “Bukan, bukan karena saya sok polos, tetapi yah, saya lupa saja membawa-bawa make up. Lagipula sekarang ini saya tidak pernah bepergian jauh. Dari pagi sampai sore di kantor. Malamnya kuliah. Lalu pulang, terus tidur. Jadi buat apa?” ujar si pecinta musik ini.
Sore beranjak petang. Gerismis kecil mulai menggoda. Dan Putri terkaget sekali lagi karena kucing itu datang lagi menerkam sepatunya. Ditanya, seandainya dia berlibur, mana yang akan dipilihnya, ke kota-kota yang ada mall atau ke mana? “Saya pasti memilih tempat-tempat seperti Ubud, atau ke suatu tempat yang walaupun ramai tetapi masih ada suasana tradisinya. Saya menyukai suasana yang lebih alamiah. Kalau ke mall misalnya, itu hanya untuk membeli suatu keperluan dan tidak akan berlama-lama,” ungkapnya.
Kecintaannya pada hal-hal yang berhubungan dengan tradisi, memang sudah melekat sejak masa kanak-kanak. Sejak di bangku sekolah dasar Putri belajar menari Bali. SMP sampai di SMA pun dia masih tetap menari, ikut di Pesta Kesenian Bali di Denpasar hingga Porsenijar di tingkat provinsi. “Sampai hari ini hati saya masih bergetar jika mendengar suara gamelan. Di samping menari Bali, dulu saya juga ikut nge-dance,” kenangnya.
Kendati tergolong masih muda, Putri ternyata juga cukup perhatian atas fenomena sosial negerinya. Dia mengaku tak habis pikir kenapa negeri yang luar biasa kaya dengan sumber daya alam ini sampai sekarang sebagian rakyatnya masih saja tergolong miskin. “Korupsi masih begitu kuat dan meluas ke mana-mana. Saya yakin inilah sumber kemiskinan, kebodohan dan penyebab pengangguran. Karena dana yang seharusnya dikelola oleh negara kita untuk menciptakan lapangan pekerjaan, habis dikorupsi oleh mereka yang punya akses pada kekuasaan,” ujarnya dengan nada prihatin. Menurut Putri, negeri ini masih belum menemukan pemimpin yang benar-benar kuat, berwibawa dan bersungguh-sungguh mau memperbaiki keadaan. Dan ketika ditanya bagaimana dengan presiden wanita misalnya, bungan natah yang pintar majejaitan ini langsung antusias. “Ya, saya kepingin lagi presiden wanita!