Diah, Layang-layang, Cintailah...

Teks: Wendra Wijaya

Layang-layang itu senantiasa bergerak mengikuti angin senja. Melenggok dan berputar dengan anggunnya di atas kepala kami sore itu. Sementara dari tatap bening gadis Scorpio itu, ada pancaran keikhlasan tetapi sekaligus penuh semangat memandang langit yang mendung. Rasa cinta dalam persahabatannya dengan semesta, rupanya telah menempanya hingga tumbuh sebagai sosok remaja yang sederhana.

“Alam telah banyak memberi inspirasi pada saya. Bagi saya yang terindah itu adalah, bagaimana kita dapat menjadi bagian dari alam. Setidaknya, bisa memberi sedikit warna saja dalam kehidupan ini,” demikian Diah, di suatu senja. Sederhana, tapi sebuah pengakuan yang mengandung sebuah kekuatan nan penuh misteri. “Tapi bagi saya, main layangan tetap yang paling asyik haha....,” pemilik nama lengkap Ni Putu Diah Prasinthya Oktarini Dewi ini tertawa lepas.

Areal pesawahan yang tak begitu jauh dari rumahnya di selalu menjadi tempat favorit bagi gadis yang akan memasuki usia yang ke-18 pada 30 Oktober mendatang. Meski memiliki kulit putih mulus seperti yang diidam-idamkan gadis sebayanya, Diah yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di SMAN 1 Negara tak menganggapnya sebagai kelebihan. Baginya, alam telah memberikan yang terbaik bagi siapa saja, tak membedakan warna kulit atau warna rambut. Ya, selalu alam.

Mengaku gemar memasak, Diah tiba-tiba begitu bersemangat mengatakan bahwa hasil masakannya selalu enak. “Pasti lezat. Buktinya, bapak selalu nambah makan kalau saya yang masak,” ujarnya.

Toh dalam pengalamannya, Diah tak selalu mengalami yang baik dan indah-indah saja. Banyak juga rintangan dan pengalaman pahit yang pernah ditemuinya. “Kenapa harus sedih? Bukankah lebih baik menerima apa yang sudah ditetapkan menjadi bagian hidup kita? Alam dan kehidupan sudah sangat bijak memberi apa yang pantas kita terima. Jadi, tugas kita sebagai remaja dan sebagai manusia pada umumnya adalah, selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jangan pernah putus asa. Cintailah diri sendiri, cintailah orang lain, cintailah kehidupan ini,” kata-katanya mengalir seperti air sungai di antara jajaran pohon cemara.

Cara menjalani hidup dengan sederhana inilah yang kemudian mampu membawa mantan Putri Hardy’s dan Jegeg Bali 2006 ini meraih segudang prestasi. “Jujur saja, setiap kali lomba saya berusaha melepas beban yang mengganjal sampai hati ini benar-benar ikhlas dan damai untuk mengikuti kegiatan,” kata remaja yang hobi memasak dan menari ini.

Obrolan kami sore itu diiringi rintik kecil hujan bulan Juni. Angin nakal yang datang membawa tempias, terabaikan dengan berbagai cerita Diah yang tak putus-putus. Beberapa teman pelukis yang kebetulan datang pun ikut nimbrung dan mendengarkan berbagai kisah yang meluncur dari bibir Diah. Luar biasa daya pikat darinya. Bukan karena kecantikannya, tapi pemahaman-pemahaman tentang kehidupanlah yang membuat dara pemilik suara merdu ini selalu didekati teman-temannya.

Ya, kendati memiliki wajah cantik, toh gadis penyandang beberapa gelar juara fotogenic ini mengaku tak muluk-muluk dalam memilih pacar. Cukup dengan berpenampilan rapi, wangi, tinggi dan setia, seorang pria dapat menarik perhatiannya. Kalau ingin menarik hatinya, seorang pria harus bisa menghargai wanita. “Seorang pria tak boleh seenaknya main sentuh wanita. Memegang tangan saja ada aturannya kok. Jangan asal selonong,” cetusnya Tapi Diah akhirnya juga mengaku bahwa mungkin karena sifatnya yang tergolong “agak kolot” dalam urusan cinta, maka cowok tak betah lama-lama bersamanya. “Tapi gak apa, saya akan tetap teguh untuk menempatkan batas-batas kewajaran di atas hubungan yang saya jalin dengan cowok. Saya yakin nanti juga ketemu yang tepat. Biar dibilang primitif, yang penting itu tidak menghancurkan,” ucapnya sambil menatap hamparan sawah yang tepat berada di depan kami.

Layang-layang itu kemudian kembali berputar, melenggok, bahkan menukik turun. Kami sama-sama menengadah menikmati dan menghayati makna yang tersirat dari sebuah layang-layang. Kemudian ia tersenyum, entah untuk siapa. Mungkin untuk layang-layang yang telah mengajarkannya tentang cinta, keikhlasan, persahabatannya dengan semesta.

Tidak ada komentar: