Putri, Penampilan Bisa Menipu

Teks & Foto: Nanoq da Kansas

Kalau tidak salah, lebih dari tiga kali kami membuat janji bertemu. Setiap janji dengannya selalu saja harus dikoreksi. Janji pertama dijadwal ulang karena Putri –demikian dia akrab disapa, mendadak sakit. Biasalah, flu dan pilek selalu gampang menghampiri orang-orang yang lebih suka di luar rumah. Di samping kerena setiap hari naik motor dari rumah ke sekolahnya yang lumayan jauh, saban sore dara manis kelahiran 14 januari 1990 ini harus mondar-mandir ke studio Jimbarwana TV. Maklum, dia adalah salah satu presenter televisi milik masyarakat Jembrana tersebut.

Janji kedua dijadwal ulang melalui SMS. Siswi kelas II IPS-1 SMA Negeri 1 Negara ini tidak bisa keluar rumah karena keesokan harinya akan ada ulangan. “Maaf, bli. Menjadi murid saat ini tidak terlalu nyaman. Belajar harus ngebut seperti mesin. Kalau tidak, ancamannya kita tidak lulus ujian nasional. Kan gawat? Padahal saya bercita-cita kuliah di Fakultas Hukum. Kalau bisa, saya ingin kuliah di Gajah Mada, Jogyakarta,” begitu dia bercerita di kemudian hari pada pertemuan kami.

Soal dunia pendidikan, Putri adalah remaja kesekian yang berani mengemukakan pikiran kritisnya. “Saya setuju banget kalau ada yang mengatakan bahwa sekolah kita saat ini telah berubah hanya menjadi tempat kursus untuk menghadapi ujian nasional. Hubungan antara para guru dan murid-murid nyaris tidak ada ikatan emosional. Para guru dikejar target jam mengajar dan kurikulum, murid-murid diliputi ketegangan atas ancaman tidak lulus ujian nasional. Jadi, masing-masing sibuk dengan target sendiri. Mana sekarang ada guru yang sempat menanyakan kabar muridnya, atau memperhatikan kondisi bhatin muridnya. Pokoknya semua berpacu. Di luar jam sekolah, murid-murid berlomba kursus atau les. Ah, murid-murid sekarang sungguh menjadi kelinci percobaan kurikulum yang setiap saat bisa berubah. Tapi para bapak-bapak di atas sana kok seolah-olah tak mau tahu ya?” Keluhnya pada suatu senja sambil melakukan beberapa adegan pemotretan.

Banyak yang menduga, penari Bali dengan sederet prestasi di tingkat kabupaten maupun provinsi ini akan cerewet menilai penampilan cowok. Tidak sama sekali. Si penyayang kelinci tetapi takut kucing ini punya konsep sederhana tentang cowok idaman, yakni cukup baik hati dan sedikit cerdas. Masalah tampang dan penampilan adalah nomor buncit. “Jangan meyakini cowok hanya dari penampilan dan wajahnya yang terlihat cakep. Itu bisa menipu. Cowok yang pantas diidolakan adalah mereka yang berhati baik, cerdas, mengerti perasaan perempuan, dan nyambung kalau diajak ngobrol,” ujarnya serius sambil menambahkan bahwa dirinya tergila-gila dengan cowok pembalap.

Bernama lengkap Ni Komang Putri Sasmita Swandewi, penyuka warna pink dan nuansa-nuansa kecoklatan ini, kini mulai mencoba merambah dunia akting. Dia mengaku ingin serius belajar akting di depan kamera. “Tetapi di sini saya belum ketemu orang yang bisa membimbing saya belajar hal itu secara serius. Padahal setelah kita punya media televisi sekarang ini, seharusnya ada yang mengambil bidang bimbingan akting atau drama secara serius. Ke depan, saya kira dunia akting semakin menjanjikan setidaknya sebagai media ekspresi bagi para remaja. Bahkan bisa menjadi peluang kerja,” ujarnya pula.

Oh iya, janji pertemuan kami harus dijadwal lagi untuk ketiga kalinya gara-gara hujan deras. Padahal ketika kami akhirnya bertemu, hujan toh turun juga. Jalanan senja itu tergenang air. Tetapi apalah artinya gerimis jika senja kemudian menjadi lebih hangat oleh tawa lepas Putri yang senja itu datang berbalut jeans ketat dipadu sweter pink yang memperlihatkan bahu indahnya. "Cuaca tak menentu saat ini. Inilah akibat buruk dari perusakan alam, dan kita hanya bisa mengeluh," desahnya. Ya, Putri benar. Soal alam, kita memang hanya bisa mengeluh. Mak teruslah menari, Putri. Setidaknya alam akan sedikit terhibur oleh kerling matamu yang tajam itu.

3 komentar:

Nanoq da Kansas mengatakan...

Sory Put, aku bukannya gak mau bikinin kamu naskah drama, tetapi sekarang aku sibuk banget. Di samping itu, aku ingin kamu berusaha bikin sendiri dulu, nanti baru kita koreksi. Gitu loooh.... Jangan malas ah!

Anonim mengatakan...

Wow, she is beautiful. I hope you have her written permission to disclose her personal details in the public domain. Most countries have laws to protect the privacy of their people. I notice you mentioned she wants to study LAW. Please learn some respect and edit or remove this post.

Putri Sasmita Swandewi mengatakan...

thanks for your comment . yea he asked me about all the information about me . its long time ago and finally I have my law degree august 2012 .